Orbital Dan Peranannya Dalam Ikatan Kovalen [1]

Teori orbital molekul (MO) memberikan uraian matematik mengenai orbital, energinya, dan antaraksinya. Teori tolakan pasangan elektron kulit valensi (VSPER) didasarkan pada dasar pemikiran bahwa elektron valensi atau pasangan elektron dari atom saling bertolakan. Tolakan ini dapat  digunakan untuk menerangkan sudut ikatan yang diamati dan geometri molekul. Dalam teori ikatan valensi, rumus ikatan valensi digunakan untuk menerangkan ikatan kovalen dan antaraksinya.


   
 A.   Sifat gelombang
Sampai 1923, ahli kimia mengandaikan bahwa elektron tak lain dan tak bukan adalah partikel bermuatan negative yang mengelilingi inti atom. Dalam 1923, Louis de Broglie, seorang mahasiswa perancis tingkat pasca sarjana, menggemukakan pendapat yang revolusioner bahwa elektron mempunyai gelombang dan juga sifat partikel.
Mekanika kuantum adalah subjek matematik. Untuk dapat mengerti mengenai ikatan kovalen, maka hanya diperlukan hasil dari studi mekanika kuantum, daripadaa persamaan matematikannya sendiri. Mula-mula akan dimulai dengan beberapa gelombang diam yang sederhana (gambar 2.1), yaitu jenis gelombang yang dihasilkan bila orang memetik senar, seperti senar gitar, yang kedua ujungnya mati. Jenis gelombang ini menunjukan gerak hanya dalam satu dimensi.


MODEL ATOM MEKANIKA GELOMBANG
         Hipotesis Louis de Broglie dan azas ketidakpastian dari Heisenberg merupakan dasar dari model Mekanika Kuantum (Gelombang) yang dikemukakan oleh ERWIN SCHRODINGER pada tahun1927, yang mengajukan konsep orbital untuk menyatakan kedudukan elektron dalam atom. Orbital menyatakan suatu daerah dimana elektron paling mungkin (peluang terbesar) untuk ditemukan.
Schrodinger sependapat dengan Heisenberg bahwa kedudukan elektron dalam atom tidak dapat ditentukan secara pasti, namun yang dapat ditentukan adalah kebolehjadian menemukan elektron pada suatu titik pada jarak tertentu dari intinya. Ruangan yang memiliki kebolehjadian terbesar ditemukannya elektron disebut Orbital.
Dalam mekanika kuantum, model orbital atom digambarkan menyerupai “awan”. Beberapa orbital bergabung membentuk kelompok yang disebut Subkulit.
Persamaan gelombang ( Ψ= psi) dari Erwin Schrodinger menghasilkan tiga bilangan gelombang (bilangan kuantum) untuk menyatakan kedudukan (tingkat energi, bentuk, serta orientasi) suatu orbital, yaitu: bilangan kuantum utama (n), bilangan kuantum azimut (l) dan bilangan kuantum magnetik (m)
B.    Orbital ikatan dan anti-ikatan
Bila sepasang gelombang saling tumpang tindih, maka mereka dapat saling memperkuat atau saling berinterferensi. Penambahan dari dua orbital 1s dari dua atom H yang sefase menghasilkan perbuatan dan menghasilkan orbital molekul ikatan s dengan rapat elektron yang tinggi antara inti yang berikatan.
Bila dua gelombang berlawanan fase, mereka saling mengganggu. Interferensi dari dua orbital atom yang keluar fase dari dua atom hydrogen memberikan orbital molekul dengan simpul antara inti. Dalam orbital molekul ini, kebolehjadian menemukan elektron antara inti sangat rendah. Karena itu orbital molekul khas ini menimbulkan system dimana kedua inti tak dilindungi oleh sepasang elektron, dan intinya saling tolak menolak. Karena tolakan inti, system ini energinya lebih tinggi daripada system dua atom H yang mandiri. Orbital berenergi lebih tinggi ini adalah orbital anti ikatan. Dalam hal ini, suatu orbital (sigma bintang ) artinya anti-ikatan.

Energy molekul H2 dengan dua elektron dalam orbital ikatan s adalah lebih rendah sebesar 104 kkal/mol daripada energy gabungan dari dua atom hydrogen yang terpisah. Energy molekul hydrogen dengan elektron dalam orbital anti-ikatan s*, sebaliknya adalah lebih tinggi daripada energy dua atom hydrogen yang terpisah. Energy relatife ini dapat dinyatakan menurut diagram berikut ini :


C.  Orbital hibrida karbon

Atom karbon memiliki dua orbital 2s dan 2p untuk membentuk ikatan. Terdapat dua elektron tak berpasangan satu dalam tiap orbital 2p artinya atom karbon hanya dapat membentuk dua ikatan dengan hidrogen dalam keadaan dasar. Walaupun spesi CH2  memang dikenal spesi ini sangat tidak stabil. Fakta menunjukkan bahwa atom karbon membentuk ikatan C H dan menghasilkan CH4 dengan bentuk bangun ruang tetrahedron.
Hibridisasi adalah pencampuran dua atau lebih orbital atom membentuk jumlah orbital hibrida yang sama. Dimana masing masing orbital mempunyai bentuk dan energi yang sama.
·         Hibridisasi sp3
Atom karbon memiliki konfigurasi ground state pada kulit terluar terdapat dua elektron dalam orbital 2s dan dua elektron tak berpasangan dalam orbital 2p. 
 
·         Hibridisasi sp2

Hibridisasi sp2 digunakan bila karbon membentuk ikatan rangkap dua. Untuk membentuk orbital ikatan sp2 karbon menghibridisasiorbital 2enya hanya dengan dua orbital 2pnya. Satu orbital p tetap tak terhibridisasi





·                      ·         Hibridisasi sp
Hibridisasi sp digunakan bila karbon membentuk ikatan rangkap tiga. Untuk membentuk orbital ikatan sp karbon menghibridisasi orbital 2enya hanya dengan satu orbital 2pnya. Dua orbital p tetap tak terhibridisasi.

       a.      hibridisasi sp3
         Hibridisasi menjelaskan atom-atom yang berikatan dari sudut pandang sebuah atom. Untuk     sebuah karbon yang berkoordinasi secara tetrahedal (seperti metana, CH4), maka karbon haruslah memiliki orbital-orbital yang memiliki simetri yang tepat dengan 4 atom hidrogen. Konfigurasi keadaan dasar karbon adalah 1s2 2s2 2px1 2py1 atau lebih mudah dilihat
(Perhatikan bahwa orbital 1s memiliki energi lebih rendah dari orbital 2s, dan orbital 2s berenergi sedikit lebih rendah dari orbital-orbital 2p) Teori ikatan valensi memprediksikan, berdasarkan pada keberadaan dua orbital p yang terisi setengah, bahwa C akan membentuk dua ikatan kovalen, yaitu CH2. Namun, metilena adalah molekul yang sangat reaktif (lihat pula: karbena), sehingga teori ikatan valensi saja tidak cukup untuk menjelaskan keberadaan CH4. Lebih lanjut lagi, orbital-orbital keadaan dasar tidak bisa digunakan untuk berikatan dalam CH4. Walaupun eksitasi elektron 2s ke orbital 2p secara teori mengizinkan empat ikatan dan sesuai dengan teori ikatan valensi (adalah benar untuk O2), hal ini berarti akan ada beberapa ikatan CH4 yang memiliki energi ikat yang berbeda oleh karena perbedaan aras tumpang tindih orbital. Gagasan ini telah dibuktikan salah secara eksperimen, setiap hidrogen pada CH4 dapat dilepaskan dari karbon dengan energi yang sama. Untuk menjelaskan keberadaan molekul CH4 ini, maka teori hibridisasi digunakan. Langkah awal hibridisasi adalah eksitasi dari satu (atau lebih) elektron: 

Proton yang membentuk inti atom hidrogen akan menarik salah satu elektron valensi karbon. Hal ini menyebabkan eksitasi, memindahkan elektron 2s ke orbital 2p. Hal ini meningkatkan pengaruh inti atom terhadap elektron-elektron valensi dengan meningkatkan potensial inti efektif.s (orbital inti hampir tidak pernah terlibat dalam ikatan) "bergabung" dengan tiga orbital 2p membentuk hibrid sp3 (dibaca s-p-tiga) menjadi
Kombinasi gaya-gaya ini membentuk fungsi-fungsi matematika yang baru yang dikenal    sebagaiorbital hibrid. Dalam kasus atom karbon yang berikatan dengan empat hidrogen, orbital 2
Pada CH4, empat orbital hibrid sp3 bertumpang tindih dengan orbital 1s hidrogen, menghasilkan empat ikatan sigma. Empat ikatan ini memiliki panjang dan kuat ikat yang sama, sehingga sesuai dengan pengamatan
Sebuah pandangan alternatifnya adalah dengan memandang karbon sebagai anion C4−. Dalam kasus ini, semua orbital karbon terisi: Sebuah pandangan alternatifnya adalah dengan memandang karbon sebagai anion C4−. Dalam kasus ini, semua orbital karbon terisi:


Jika kita menrekombinasi orbital-orbital ini dengan orbital-s 4 hidrogen (4 proton, H+) dan mengijinkan pemisahan maksimum antara 4 hidrogen (yakni tetrahedal), maka kita bisa melihat bahwa pada setiap orientasi orbital-orbital p, sebuah hidrogen tunggal akan bertumpang tindih sebesar 25% dengan orbital-s C dan 75% dengan tiga orbital-p C. HaL ini sama dengan persentase relatif antara s dan p dari orbital hibrid sp3 (25% s dan 75% p)
     
      b.     hibridisasi sp2
atom karbon ada dalam keadaan hibridisasi sp2
contoh-contoh senyawa dengan karbon sp2
Untuk membentuk orbital ikatan sp2, karbon menghibridisasi orbital 2s nya hanya dengan dua orbital 2pnya . satu orbital p pada atom karbon tetap tak terhibridisasi karena dua orbial atom digunakan untuk membentuk orbital sp2.masing-masing orbital sp2 mrmpunyai bentuk yang sama seperti orbital sp3 dan mengandung satu elektron yang dapat digunakan untuk ikatan.
 

Tiga orbital sp2 sekeliling inti karbon terletak sejauh mungkin yang satu dari yang lain –taitu. Orbital sp2 terletak dalam bidang sudut 120( secara ideal ) di antaranya. Suatu atom karbon terhibridisasi sp2  dikatakan karbon trigonal (tri sudut)

 

Dalam etina (CH2 = CH2), dua Karbon sp2 dapat digabung oleh ikatan sigma yang terbentuk karena tumpang tindih atau orbital sp2dari masing masing atom karbon. 
( ikatan sigma ini adalah salah satu ikatan dari ikatan rangkap dua )  setiap atom kararbon masih memiliki dua orbital sp2 tersisa untuk atom hydrogen.( setiap atom karbon juga mempunyai orbital p ).



kedua orbital pini kemudian tumpang tindih  lewat kedua sisinya , hasil dari tumpang tindih sisi terhadap sisi ini iyalah ikatan pi (П)  suatu orbital molekul ikatan yang menggabungkan dua karbon dan terlokasi diatas dan dibawah bidang dari ikatan sigma . ikatan pi adalah ikatan kedua dari ikatan rangkap dua.

Komentar

  1. Berdasarkan teori orbital moleku, jenis ion kompleks apakah yang bersifat diamagnetik ? Mohon bantuannya.

    BalasHapus
    Balasan

    1. Dalam bahan diamagnetik hampir semua spinelektron berpasangan, akibatnya bahan ini tidak menarik garis gaya. Contoh bahan diamagnetik yaitu : bismut, perak, emas, tembaga dan seng. Bahan diagmanetik memiliki suseptibilitas negatif, kerentanan lemah untuk medan magnet. bahan Diamagnetic sedikit ditolak oleh medan magnet dan materi tidak mempertahankan sifat magnetik ketika bidang eksternal dihapus. Dalam bahan diamagnetic semua elektron dipasangkan sehingga tidak ada magnet permanen saat bersih per atom. sifat Diamagnetic timbul dari penataan kembali dari orbit elektron dibawah pengaruh medan magnet luar. Sebagian besar unsur dalam tabel periodik, termasuk tembaga, perak, dan emas, adalah diamagnetic. Diamagnetisme adalah sifat suatu benda untuk menciptakan suatu medan magnet ketika dikenai medan magnet. Sifat ini menyebabkan efek tolak menolak.

      Hapus
  2. untuk apa dibuat teori orbital atom?

    BalasHapus
    Balasan
    1. untuk bisa menentukan atau menggambarkan keboleh jadian tempat atom itu berada

      Hapus
  3. mengapa harus ada tumpang tindih orbital dalam suatu senyawa ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Teori ikatan valensi merupakan teori ikatan yang menjelaskan bahwa atom-atom saling berikatan melalui tumpang tindih antara orbital terluar (orbital valensi). Dua atom yang saling berdekatan masing-masing memiliki orbital valensi dan satu elektron. Orbital valensi ini saling tumpang tindih (overlap) sehingga elektron yang terletak pada masing-masing orbital valensi saling berpasangan. Sesuai dengan larangan Pauli, maka kedua elektron yang berpasangan tersebut harus memiliki spin yang berlawanan karena berada pada satu orbital. Dua buah elektron ditarik oleh inti masing-masing atom sehingga terbentuk ikatan kovalen. Orbital dari dua buah atom yang saling tumpah tindih harus memiliki tingkat energi atau perbedaan tingkat energi yang sama.

      Hapus
  4. mengapa atom karbon lebih membentuk senyawa dengan orbital hibrida dari pada dengan orbital atom yang tak berhibridisasi?

    BalasHapus
    Balasan
    1. karbon merupakan contoh yang baik untuk penjelasan orbital hibrida,karna karbon memiliki dua elektron tak berpasangan secara konfigurasi elektron

      Hapus
  5. Coba jelaskan mengapa Proton yang membentuk inti atom hidrogen akan menarik salah satu elektron valensi karbon?

    BalasHapus
    Balasan
    1. karna karbon memiliki energi yang relatif rendah dibandingkan hidrogen

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Isomeri Struktur Senyawa Hidrokarbon dan Sistem Nomenklatur

stereokimia [1]

Orbital Dan Peranannya Dalam Ikatan Kovalen [2]